Pola Pergerakan Volume Saham

"Pola" yang saya maksud disini bukan candlestick pattern, tapi sebuah pola transaksi yang terjadi pada suatu saham. Basis identifikasi pola transaksi saham adalah volume (dalam satuan lot), sesuai yang tersaji pada layar Broker Summary pada aplikasi online trading. Sistem gebetSaham mengolah lebih lanjut data Broker Summary untuk mengidentifikasi apakah suatu saham sedang lebih dominan minat beli atau minat jual. 

Saham adalah komoditas yang diperjualbelikan, sehingga dalam satu hari pasar saham akan terjadi perpindahan "barang komoditas" (saham) dari satu pihak ke pihak lainnya. Seringkali saat harga jatuh saya sering bertanya-tanya, "harga jatuh masih sampai kapan ya?". Logikanya, barang hanya bisa dijual ketika stok masih ada. Jika stok barang sudah habis, seharusnya akan berbalik menjadi akumulasi (beli). Disinilah kemudian sistem gebetSaham berusaha memvisualisasikan pergerakan "stok barang" (volume transaksi saham) dalam bentuk grafik. Identifikasi kecenderungan minat beli/jual kemudian diakumulasikan sehingga dapat memberikan sebuah gambaran pergerakan "stok barang" dari waktu ke waktu. Pergerakan "stok barang" direpresentasikan oleh garis warna kuning pada contoh grafik berikut.

Saham BRPT masih cenderung diakumulasi beli oleh para pelaku pasar

Saham BBRI cenderung dijual oleh pada pelaku pasar sejak Januari 2018

Bagi investor jangka panjang, mengamati pola garis kuning dapat menjadi suatu indikasi kapan kita hold, kapan entry atau exit. Dalam case BRPT, investor dapat terus melakukan entry (top up berkala) maupun hold sejauh garis kuning masih menunjukkan akumulasi. Investor dapat exit (menjual) ketika terjadi penurunan tajam pada garis kuning.

Dalam case BBRI yang sedang terus dilepas oleh para pelaku pasar, entry dapat dilakukan pada saat grafik kuning mulai berbalik arah menjadi naik. Pengalaman pribadi (dan banyak yang menyarankan di Internet), sebaiknya JANGAN entry pada saat garis masih cenderung turun karena inilah fenomena yang disebut falling knife (pisau sedang jatuh), kita tidak tahu seberapa dalam saham akan jatuh, dan kita bisa kehabisan modal sementara bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan untung dari saham lainnya.

Berikutnya kita akan cermati lebih detail dengan mengkombinasikan grafik volume dan harga.

 

 

 

Comments

Maaf nubi masih bingung menginterpretasi garis kuning. Garis kuning adalah volume total traksaksi jual/beli atau total bid/offer per-hari?

Logikanya kalau ada transaksi berarti jumlah lot jual == lot beli. Jadi "stok barang" dikalkulasi per-broker?

 

 

renaisanto's picture

Singkatnya garis kuning adalah volume net jual/beli broker-broker teratas dalam transaksi harian, seperti tercermin dalam broker summary, kemudian dikalkulasi yang hasilnya disajikan dalam garis kuning yang menggambarkan pergerakan suatu saham dalam kondisi diakumulasi/distribusi oleh investor/trader besar

top broker disini apakah top 5 broker atau semacamnya atau top broker yg melakukan transaksi 80% (misal) dr hari itu? thanks pak

autogebet's picture

waw pertanyaan yang bernuansa statistik ^_^

so far utk skrg ini yang diadopsi di gebetSaham adalah 5 broker terbesar yang bertransaksi pada hari tsb. Kelima broker terbesar ini diharapkan menjadi representasi spt apa gambaran overall transaksi ("80% transaksi") yang terjadi pada hari tsb, apakah cenderung beli (borong) atau jual. pendekatan ini yang masih terus diuji, dalam bentuk2 spt apa ("pola2 garis kuning") shg bs merepresentasikan perilaku pelaku pasar.

lebih kurang demikian bro ^_^

mohon bertanya, arti nett spikes sell / buy dan arti spike volume sell / buy, terimakasih

autogebet's picture

Penjelasan ttg spikes ada di YouTube ini yaa:
Seketika Mendeteksi Saham yang Diakumulasi Pelaku Pasar

Semoga bisa menjawab yang dimaksud yaa.